HIDUP DI NEGERI PANCASILA & BHINEKA TUNGGAL IKA, YANG MISKIN TOLERANSI
12/26/2012 10:38:00 AM
0
komentar
Jakarta: (26/12) Rasa nasionalisme, semangat bersatu, semangat gotong royong dan tepo sliro (toleransi) yang diwariskan oleh sesepuh terdahulu itu semua adalah nilai luhur pondasi negeri ini, dulu ketika para tokoh pahlawan para sesepuh pendiri bangsa ini berkomitmen, bersatu mengorbankan jiwa raga dan harta untuk merdeka, membentuk dan mendirikan negara kesatuan republik Indonesia tanpa melihat latar belakang dari mana, suku, ras dan agama semua itu tidak dihiraukan demi terciptanya negara yang bernama Indonesia.
Lain dulu setelah sekian puluh tahun negeri ini merdeka mulailah timbul pertanyaan dibenak kita "dimanakah nilai-nilai luhur itu sekarang berada?apakah sudah hilang? atau masih ada walaupun itu hanya sisa-sisanya saja?" dewasa ini masyarakat lebih sering disibukan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya, ketimbang harus memikirkan orang lain atau kepentingan bersama, bagaimana tidak mencari nafkah untuk menghidupi diri sendiri saja sudah susah, ada yang kaya, ada yang berkehidupan sedang-sedang saja, mereka tak peduli dengan sekelilingnya malah suatu ketika terdengar pepatah uang tak kenal saudara, mungkin karena hal inilah jiwa-jiwa asli Indonesia berangsur-angsur menghilang, semuanya serba diukur dengan uang.
Santer dimedia pertikaian antar warga dimana-mana tak jelas apa penyebabnya ada yang berdalih karena perbedaan suku, ras, tak jarang yang mengatasnamakan agama bahkan mau beribadah dan mendirikan rumah peribadatan agama tertentu saja saling melarang dan menghakimi, entah apa yang ada dibenak masyarakat saat ini, mungkin jika dulu para pendiri bangsa ini berpola pikir sama seperti sekarang mustahil ada negara yang bernama Indonesia, para pendiri bangsa pencetus Pancasila saja yang mungkin meresapi dan mengilhaminya, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sekarang seakan mati suri dan hanya dipandang sebagai slogan belaka yang dibaca ketika upacara hari senin atau hari-hari besar lainya tanpa ada tindakan nyata untuk mengaplikasikan. Apakah ini pertanda bahwa negara ini sudah tua dan diambang kehancuran? hanya dari pribadi masyarakat masing-masing yang mampu berbenah, menghentikan dan menyelamatkan bangsa dan negaranya.
COPYRIGHT © 2012
0 komentar:
Posting Komentar