Wapres: "Banyak Peluang Maksimalkan Industri Pertahanan Dalam Negeri" Indonesia Peringkat 15 Dunia untuk Urusan Impor Alutsista
11/08/2012 05:39:00 PM
0
komentar
Indo Defence Resmi Di Buka Wapres
LENSAINDONESIA.COM: Industri pertahanan harus menjalin hubungan dan jejaring yang strategis dengan kalangan industri. Pada dasarnya industri pertahanan membutuhkan banyak industri penunjang. Selain itu, industri pertahanan juga membutuhkan dukungan riset dan pengembangan yang besar.
Hal itu di sampaikan Wapres RI Boediono saat membuka ‘Indonesia’s No. 1 Tri Service Defence Event – Indo Defence 2012 Expo & Forum’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta,Rabu (7/11/12).
“Banyak negara lain yang sukses mengembangkan industri pertahanan karena kerjasama yang erat dengan industri lain, serta dukungan riset dan pengembangan yang kuat,” kata Wapres.
Karena itu, Wapres melanjutkan, dengan diterbitkannya UU Industri Pertahanan, cetak biru pengembangan industri pertahanan nasional harus diintegrasikan dengan pengembangan industri dalam negeri yang lebih luas. Kalau tidak, suatu saat nanti industri pertahanan bisa mandeg karena tak didukung industri-industri penunjangnya.
Menurut Wapres, Industri pertahanan adalah industri berprofil tinggi mengingat perputaran uang di sekitarnya yang sangat besar. Di lihat dari data belanja militer (military expenditure) 2011 berdasarkan riset Stockholm International Peace Research Institute sebesar USD 1.738 milyar.
“Ini bahkan 2,5 kali PDB kita, bahkan 10 kali jumlah APBN. Ini jumlah yang sangat besar untuk produk-produk yang jumlahnya sebetulnya tidak banyak,” kata Wapres.
Hal ini membuka peluang besar bagi suatu negara bila ingin mengembangkan produksi dalam negeri maupun memanfaatkan peluang pasar.
Dari segi perbandingan belanja militer terhadap angka Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia hanya berada di angka 0,7 persen. Angka ini sangat kecil bila dibandingkan Amerika Serikat yang mencapai 4,7 persen dari PDB-nya atau bahkan Arab Saudi yang mencapai 10 persen dari PDB-nya. Berdasar statistik, impor alat pertahanan Indonesia berada pada peringkat 15 di dunia.
“Ini artinya kita masih punya banyak peluang untuk menempatkan produk-produk dalam negeri dan memaksimalkan industri pertahanan kita,” lanjut Wapres.
Sementara itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indo Defence 2012 ini akan menjadi ajang mempromosikan produk-produk pertahanan dalam negeri, selain untuk menjalin hubungan dagang dengan jaringan industri pertahanan global. Sesuai dengan tema yang diusung tahun ini.
Sebanyak 600 perusahaan dari 50 negara antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Azerbaijan, Belanda, Belarus, Belgia, Brunei, Filipina, Finlandia, India, Jepang, Jerman, Kroasia, Korea Selatan, Norwegia, Portugal, Ceko, Rusia, Singapura, Slovakia, Taiwan, Turki,
Ukrainia dan Yunani mengikuti pameran ini.@winarko
Editor: Dimas Darmawangsa
0 komentar:
Posting Komentar